Skip to Content

Memahami Refrigerant & Oil: Dari Freon ke Solusi Ramah Lingkungan

September 5, 2025 by
Memahami Refrigerant & Oil: Dari Freon ke Solusi Ramah Lingkungan
company, Administrator

❄️ Memahami Refrigerant & Oil: Dari Freon ke Solusi Ramah Lingkungan

1. Mengapa Refrigerant Itu Penting?

Refrigerant adalah fluida kerja yang menjadi “darah” sistem pendingin.

Agar bisa dipakai, refrigerant harus memenuhi syarat:

  • Stabil: tidak mudah terurai atau merusak material.
  • Aman: tidak toksik, tidak mudah terbakar, tidak merusak ozon.
  • Efisien: punya tekanan & titik didih yang sesuai, kapasitas pendinginan besar.
  • Ekonomis: mudah didapat, biaya terjangkau.

2. Sejarah Refrigerant: Dari Ether ke Freon

  • Masa awal: Etanol, eter, metil klorida, SO₂ → murah tapi beracun/berbahaya.
  • Ammonia & CO₂: kuat dan efisien, tapi punya isu toksisitas & tekanan tinggi.
  • 1930-an: lahirnya Freon (CFC, HCFC, HFC) → aman untuk konsumen, mendorong revolusi kulkas & AC.
  • 1970-an ke atas: penelitian menemukan bahwa CFC/HCFC merusak ozon & punya GWP (Global Warming Potential) sangat tinggi.

📌 Regulasi penting:

  • Montreal Protocol (1987): penghentian CFC, pembatasan HCFC.
  • Kyoto Protocol (1997): penurunan gas rumah kaca, termasuk HFC.

3. Jenis Refrigerant Saat Ini

JenisContohODP (Ozone Depletion)GWP (Global Warming)Catatan
CFCR12, R502TinggiSangat tinggiSudah dilarang (1996)
HCFCR22SedangTinggiAkan dihapus 2020–2030
HFCR134a, R404A, R410A0TinggiTidak merusak ozon tapi GWP besar
NaturalNH₃ (R717), CO₂ (R744), Isobutan (R600a)0~0–1Ramah lingkungan, jadi solusi masa depan

🖼️ Ilustrasi grafik timeline regulasi & transisi refrigerant

4. Natural Refrigerant: Solusi Berkelanjutan 🌱

🔹 Ammonia (NH₃ – R717)

  • COP lebih baik daripada R22.
  • Kapasitas pendinginan per kg refrigerant jauh lebih tinggi → aliran sirkulasi lebih sedikit.
  • Tantangan: toksisitas, material khusus (tidak bisa pakai tembaga), butuh safety system.
  • Kini bisa dipakai lebih aman berkat oil soluble & teknologi evaporator modern.

🔹 CO₂ (R744)

  • Ramah ozon, GWP = 1.
  • Tantangan: tekanan operasi sangat tinggi → siklus transkritis.
  • Cocok untuk heat pump (contoh: pemanas air rumah tangga di Jepang).

🔹 Hydrocarbon (R290, R600a)

  • Sangat efisien, COP bagus.
  • Tantangan: mudah terbakar → butuh standar keamanan ketat.
  • Sudah banyak dipakai di kulkas rumah tangga (isobutan).

5. Refrigerant Oil (Pelumas Kompresor)

Agar kompresor bekerja dengan baik, pelumas harus:

  • Melindungi bagian bergerak dari gesekan.
  • Stabil, tidak bereaksi dengan refrigerant.
  • Tidak mengurangi performa perpindahan panas.

Kecocokan oil dengan refrigerant:

  • Mineral oil: cocok dengan CFC/HCFC, tapi tidak dengan HFC/NH₃.
  • POE (Polyol Ester): cocok untuk HFC, tapi higroskopis (mudah menyerap air).
  • Alkylbenzene (AB): lebih baik dari mineral oil, tapi tetap terbatas.
  • Synthetic oil modern: dibuat agar kompatibel dengan natural refrigerant seperti NH₃ & CO₂.

6. Kesimpulan

  • CFC & HCFC sudah menjadi sejarah.
  • HFC hanya solusi sementara → tetap punya GWP tinggi.
  • Natural refrigerant (NH₃, CO₂, Hydrocarbon) adalah masa depan.
  • Peran oil sangat krusial untuk menjaga efisiensi & umur panjang kompresor.

👉 Jika perusahaan ingin hemat energi, ramah lingkungan, dan sesuai regulasi global, saatnya melirik natural refrigerant dengan teknologi oil modern.